KELUH KESAH
Dalam cuplikan kali ini, saya akan menyajikan ungkapan-ungkapan beberapa remaja mengenai keluh kesahnya. Semoga ungkapan mereka bisa menginspirasi kita untuk tetap bersyukur dengan segala hal yang telah kita miliki sampai detik ini. Atau mungkin beberapa dari ungkapan tersebut mewakili kita yang juga pernah merasakannya. Berikut cuplikannya :
“Saat seseorang meninggal, kau tak bisa mengatasi kesedihanmu dengan melupakan; kau mengatasinya dengan mengingat, dan menyadari bahwa tak seorang pun benar-benar lenyap atau hilang kalau mereka sudah pernah hadir dalam hidup kita dan mencintai kita, seperti kita mencintai mereka.”
“Setelah pacar terbaikku itu meninggal, aku tahu aku akan bisa jatuh cinta lagi, tapi aku takkan pernah menemukan penggantinya. Sebaliknya, aku akan terus membawanya sambil meneruskan hidupku. Dia akan mendampingiku saat aku lulus kuliah. Dia akan ada bersamaku saat ayah berada disampingku pada acara pernikahanku. Dia juga akan bersamaku saat aku mengajari anak pertamaku bermain softball. Dan kelak kami akan bersama-sama kembali, kalau sudah waktunya aku meninggalkan dunia ini.”
“Aku menyadari bahwa aku harus menerima diriku sebagaimana adanya, dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Aku memang memfokuskan perhatian pada sekolah dan suka “nongkrong” di perpustakaan, tapi aku sudah belajar untuk tidak mengorbankan hal-hal yang percuma hanya karena ingin membuat cowok terkesan. Bagaimanapun orang tak bisa selamanya berpura-pura. Siapapun yang menjadi pacarku nanti, harus menyukaiku sebagaimana adanya aku.”
“Aku tahu bahwa aku bukan orang yang paling menarik atau paling populer, tapi aku jelas tidak jelek. Aku suka memperhatikan gadis-gadis yang sudah sering ganti-ganti pacar, dan aku suka bertanya-tanya apa sih daya tarik mereka yang membua cowok-cowok tergila-gila? Beberapa diantara mereka penampilannya sangat biasa, bahkan tidak bisa dibilang cantik.”
“Aku telah menang menghadapi rintangan yang mencegahku untuk merasakan kebahagiaan. Sikap positif, tekad kuat, dan beberapa kata istimewa dari seorang sahabat yang istimewa bisa membuat perubahan besar.”
“Aku mengalami kerusakan saraf pada kedua telingaku, sehingga aku harus menggunakan alat bantu dengar. Selama ini, satu-satunya harapanku adalah menjadi gadis remaja yang “normal”. Tapi, sejak aku masuk SMU, harapan itu berubah. Nilai-nilaiku selalu bagus sejak aku masih duduk di bangku TK. Aku punya keluarga yang menyayangiku, teman-teman yang baik, dan pacar yang oke-oke saja dengan kondisiku ini. Kalau dilihat secara keseluruhan, bisa kukatakan bahwa ternyata aku cukup normal.”
“Kalau menghadapi masalah, aku tidak akan lagi berkata ‘Aduh! Hidupku kacau balau!’ Sebaliknya, aku harus berkata ‘Aku tahu cobaan ini tidak akan berlangsung selamanya. Masalahnya apa yang bisa kupelajari dari persoalan ini, supaya aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik?”
Ditulis Oleh : Lucksy Dwilaras