Konflik Organisasi, Kendala atau Batu Loncatan?
Saya akan membahas mengenai salah satu bagian penting dalam suatu organisasi. Bisa dibilang merupakan suatu bumbu dalam kehidupan berorganisasi. Pembahasan yang akan saya tuangkan pada blog ini saya bagi menjadi 3 kategori sbb :
1. Apa sih konflik Organisasi?
Organisasi merupakan wadah untuk menuangkan berbagai aspirasi anggotanya untuk mencapai suatu tujuan bersama. Penjelasan tersebut sudah saya jelaskan pada artikel yang sebelumnya. Dari semua aspirasi yang dituangkan pastinya ada aja perbedaan pendapat. Dari perbedaan pendapat yang ada, mau engga mau harus ada yang mengalah kalau seumpanya pendapat dia engga diterima. Tapi ya namanya juga manusia, pasti ada saja keegoisan yang muncul tiba-tiba. Kadang-kadang itu tuh salah satu faktor yang bikin adanya perdebatan atau bisa dibilang KONFLIK INTERNAL dalam suatu organisasi.
Konflik engga selalu ada di dalam antar anggotanya aja. Kadang-kadang antar organisasi juga bisa terjadi perdebatan. Saya akan ambil satu contoh, suatu perusahaan A dengan perusahaan B dimana keduanya bergerak pada bidang yang sama, terkadang muncul sebuah konflik secara tidak langsung. Misalnya, ajang membanding-bandingkan kualitas suatu produk perusahaan A dengan perusahaan B. Biasanya sering kita lihat pada iklan yang disiarkan. Dari situ sudah terlihat bahwa ada bentuk sindiran yang mungkin menyebabkan kontroversi internal sehingga menimbulkan sikap bersaing yang tinggi antar perusahaan.
2. Sensansi Konflik sebagai Batu Loncatan
Permasalahan berdasarkan contoh yang saya jelaskan diatas akan saya perjelas kembali. Terkadang, saya sebagai konsumen yang melihat bentuk konflik antar perusahaan tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil berkata "Dunia bisnis harus sampe segitunya apa ya? Ckckck". Yang saya engga ngerti, kenapa mesti terlalu menunjukkan unsur-unsur sindiran terhadap produk lain, padahal dengan menunjukkan keunggulan produk sendiri.saya rasa masyarakat yang menilainya pasti memiliki nilai plus tersendiri pada produk tersebut.
Mungkin, dari konflik secara tidak langsung itu pihak-pihak marketing dalam perusahaan tersebut mungkin memang sengaja menunjukkannya kepada masyarakat luas agar memiliki daya tarik sendiri yang walaupun (mungkin) bersifat negatif tapi bisa memberi daya tarik yang luar biasa bagi penjualan produknya. Sehingga dari situ dapat disimpulkan bahwa bisa saja bentuk konflik yang muncul hanya sebagai batu loncatan.
3. Penyelesaiannya
Ada awal pasti ada akhir, ada masalah pasti ada solusi. Semua bentuk konflik antar organisasi, kelompok, perusahaan, dan sebagainya harus mempunyai penyelesaiian yang terbaik demi mencapai kesepakatan bersama. Kalau terus-terusan debat tapi engga ada hasilnya, buat apa adanya organisasi.
Jadi, semua rasa egois dari masing-masing individu harus dikontrol sebaik mungkin. Caranya bisa macam-macam, mulai dari musyawarah, mengadakan voting, dan lain-lain. Tapi, kalau sudah termasuk urusan konflik antar perusahaan yang saya ceritakan di atas, bentuk penyelesaiiannya bisa beda. Mungkin penyelesaiiannya tergantung kesadaran dari masing-masing perusahaan. Kalau memang menurut mereka baik untuk perkembangan perusahaannya, mereka tetap di jalur yang sama, tapi ya kalau sebaliknya lebih baik mengalah dan cari solusi lainnya supaya produknya tetap unggul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar